BATAM, Suaraandalas.com –Sejumlah Calon legislatif (Caleg) pendatang baru dipastikan meramaikan konstestasi pileg di Kota Batam. Politisi muda dan perempuan siap berebut kursi dewan dengan para caleg petahana.
Data Komisi Pemilihan umum (KPU) Batam mengungkap, dari 733 Caleg DPRD Batam peserta Pemilu 2024, terdapat 466 calon pria dan 267 calon wanita, serta sebanyak 72 caleg berumur 21 sampai 30 tahun.
Caleg DPRD Batam berdasarkan umur paling banyak pada usia 41 hingga 50 tahun dengan 289 orang.
Mereka pada pemilu nanti akan berebut 50 kursi DPRD Kota Batam yang diperuntukkan 6 Dapil (daerah pemilihan).
Di rekap daftar caleg yang sudah ditetapkan ini, tercatat juga hampir semua nama-nama caleg merupakan wajah lama, yang saat ini aktif menjadi anggota legislatif di DPRD Kota Batam. Anggota legislatif tersebut adalah kader Partai Politik (Parpol) yang kembali mencalonkan diri pada pileg mendatang di dapil yang sama.
Sebaliknya, Caleg pendatang baru jumlahnya mendominasi, dan sebagian diantaranya adalah Caleg muda. Salah satunya, Sartika, Caleg Partai Demokrat yang mencalonkan diri di Dapil 1 (Lubuk Baja-Batam kota).
Meski pendatang baru, dan pertama kali terjun di dunia politik, Sartika mengaku Ingan bahwa Perubahan dan perbaikan, untuk Indonesia yang lebih baik, terkhususnya kota Batam.
“Saya hanya satu dari banyak Caleg muda, yang sebenarnya selama ini banyak berkecimpung di dunia sosial dan wirausaha. Dan, Saya tetap meyakini, banyak masyarakat terdidik yang akan jadi pemilih cerdas dan mau memilih dengan rasionalitas,” ungkap Sartika, Selasa (5/12/2023).
Menurutnya, pilihan politik untuk harus rasional, berangkat dari persepsi dan harapan yang sebenarnya dipunyai (masyarakat).
“Bukan sebaliknya, memilih hanya karena dimobilisasi atau sengaja diiming-imingi sesuatu. Banyak loh, caleg yang tidak dikenal sama sekali calon pemilihnya,” tutur tokoh muda Bendahara DPD Partai Demokrat Provinsi Kepri ini.
Minim pengalaman politik, kata Sartika, bukan jadi penghalang baginya mendapatkan simpati masyarakat dan yang dilakukannya tidak semata politik praktis dan instan.
Ia punya persepsi dan pendekatan politik, yang mungkin tidak dilakukan caleg-caleg lainnya.
Sartika mengungkapkan, berdemokrasi untuk meraih suara pemilih, adalah proses pendidikan politik yang nyata bagi masyarakat.
“Dengan terjun langsung pendekatan dari hati ke hati, akan lebih diketahui sepeti apa sebenarnya persepsi masyarakat terhadap calon pemimpin atau wakil rakyat,” pungkasnya. (*)
Editor : Taufiq